Blogroll

Selasa, 05 Maret 2013

SWANSEA mirip dengan BARCELONA

Newcastle - Barcelona adalah klub raksasa Spanyol yang kini tengah memuncaki klasemen La Liga Primera, sedangkan Swansea adalah klub Wales yang masih terpaku di papan tengah Liga Primer Inggris. Tapi keduanya disebut punya kemiripan.

Barca saat ini pantas disebut sebagai salah satu klub terbaik dunia. Selain langganan tampil di Liga Champions, kompetisi tertinggi antarklub Eropa, Barca pun selalu menjadi salah satu kandidat serius peraih gelar domestik.

Musim ini, Barca pun terlihat sedang melaju dengan mantap menuju takhta juara La Liga, setelah memiliki keunggulan 11 poin atas Atletico Madrid yang menjadi pengejar terdekatnya, sampai dengan pekan ke-26.

Sementara itu Swansea sebaliknya masih sulit bersaing dengan tim-tim papan atas Premier League sehingga saat ini pun masih berada di posisi delapan, berjarak 31 poin dari Manchester United di pucuk klasemen.

Yang bisa dibanggakan Swansea, setidaknya adalah fakta bahwa mereka sudah meraih gelar juara Piala Liga Inggris sehingga musim depan bisa bermain di ajang Liga Europa, yang posisinya ada di bawah Liga Champions.

Barca dan Swansea boleh jadi kontras jika ditilik dari segi prestasi maupun reputasi. Tetapi dari sisi permainan, keduanya saat ini dinilai punya kemiripan. Begitu setidaknya penilaian dari pemain Newcastle United Cheick Tiote

"Mereka bermains seperti Barca. Semua orang tahu mengenai Swansea. Mereka mengoper bola dengan baik dan sangat sulit bermain menghadapi mereka," katanya di Sportsmole.

Opini itu dilontarkan Tiote menyusul kekalahan 0-1 yang diderita timnya atas Swansea akhir pekan lalu. "Jika Anda tak menguasai bolanya, mereka lawan yang sulit untuk dihadapi. Anda jadi terus-terusan mengejar bola dan itu tak mudah dilakukan," lanjut Tiote.

Salah satu pemain Swansea yang juga berasal dari Spanyol, Michu, kini juga masuk ke posisi lima besar topskorer Liga Primer Inggris.


sources: detik.com

Rabu, 27 Februari 2013

MAKALAH TENTANG PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN


MAKALAH AKIDAH AKHLAK
Tentang
PROBLEMATIKA MASYARAKAT MODERN
Masyarakat modern adalah himpunan orang (masyarakat) yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu. Sedangkan modern diartikan yang terbaru, secara baru, mutakhir. Dengan demikian masyarakat modern berarti suatu himpunan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang bersifat mutakhir.
“Revolusi Teknologi” dengan meningkatkan kontrol terhadap materi, ruang dan waktu, menimbulkan revolusi ekonomi, gaya hidup, pola pikir dan sistem rujukan. Dalam kaitannya terdapat tiga keadaan dalam menyikapi revolusi teknologi, yaitu kelompok orang yang optimis, pesimis, dan pertengahan antara keduanya.
Ø Bagi kelompok yang optimis kehadiran revolusi teknologi justru menguntungkan, seperti yang diperlihatkan Ziauddin Sardar. Menurutnya, revolusi informasi,akan menyebabkan timbulnya desentralisasi, dan karena itu akan melahirkan suatu masyarakat yang lebih demokratis yang telah meningkatkan keragaman budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sesuai dengan keragaman selera dan kemampuan ekonomi untuk menciptakan kemakmuran seluruh lapisan masyarakat.
Ø Sementara bagi kelompok yang pesimis memandang kemajuan teknologi akan memberikan dampak yang negatif. Sebagai contoh, lapangan kerja yang selama ini banyak menyerap tenaga kerja, telah mulai ditangani oleh teknologi yang hemat tenaga kerja, akibatnya terjadilah pengangguran.Teknologi juga akan berbahaya jika berada ditanagan orang yang secara mental dan keyakinan agama belum siap. Mereka dapat menyalahgunakan teknologi untuk tujuan-tujuan yang destruktif dan mengkhawatirkan. Selanjutnya kemajuan dibidang teknologi rekayasa genetika, melalui apa yang disebut dengan bayi tabung, dapat mendorong manusia memproduksi manusia untuk dijualbelikan sebagaimana menjual buah-buahan, atau binatang.
Ø Bagi kelompok yang mengambil sikap antara optimis dan pesimis terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mengatakan, bahwa iptek itu positif atau membahayakan pada pengangguran, inflasi dan pertumbuhan, tergantung pada cara orang mengelolanya, tanpa harus ditangguhkan, dan demi kepentingan kerja sama dan perdamain. Dalam kaitan ini menarik sekali apa yang dikemukakan sosiolog Perancis Jacques Ellul yang mengatakan bahwa kemajuan dalam bidang teknologi akan memberi pengaruh sebagai berikut:
a. Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisi teknologi memberi nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi.
b. Nilai-nilai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi.
c. Semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.
d. Efek negatif teknologi tidak bisa dipisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak pernah netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan.
e. Semua penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.
Penggunaan iptek modern yang demikian itu masih lebih banyak dikendalikan oleh orang-orang yang secara moral kurang dapat dipertanggungjawabkan. Sikap hidup yang mengutamakan materi (materialistic), memperturutkan kesenangan dan kelezatan syahwat (hedonistic), ingin menguasai semua aspek kehidupan (totaliteristic), hanya percaya pada rumus-rumus pengeteahuan empiris saja, serta paham hidup positivistis yang bertumpu pada kemampuan akal pikiran manusia nampak lebih menguasai manusia yang memegang ilmu dan teknologi. Di tangan mereka yang berjiwa dan bermental demikian itu, ilmu pengetahuan dan teknologi modern memang sangat mengkhawatirkan. Mereka akan menjadi penyebab kerusakan di daratan dan di lautan sebagaimana yang diisyaratkan al-Qur’an (QS. Al-Rum, 30 : 41).
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Al-Rum, 30 : 41).
Kehadiran ilmu pengetahuan dan teknologi telah melahirkan sejumlah problematika masyarakat modern sebagai berikut:
 1. Desintegrasi Ilmu Pengetahuan.
   Kehidupan modern ditandai dengan adanya spesialisasi di bidang ilmu pengetahuan. Masing-masing ilmu pengetahuan memiliki caranya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Keadaan berbagai ilmu pengetahuan yang saling bertolak belakang antara satu disiplin ilmu atau filsafat dan lainnya terdapat kerenggangan, bahkan tidak tahu-menahu. Hal ini, merupakan pangkal terjadinya kekeringan spiritual, akibat pintu masuknya tersumbat. Dengan menyempitnya pintu masuk bagi persepsi dan konsepsi spiritual, maka manusia modern semakin berada pada garis tepi, sehingga tidak lagi memiliki etika dan estetika yang mengacu pada sumber ilahi.
2.  Kepribadian yang Terpecah.
   Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual, maka manusia menjadi pribadi yang terpecah. Kehidupan manusia modern diatur menurut rumus ilmu yang excaxt dan kering. Akibatnya, hilang proses kekayaan rohaniyah, karena dibiarkannya perluasan ilmu-ilmu positif dan ilmu sosial.
Jika proses keilmuan yang berkembang itu tibak berada di bawah kendali agama, maka proses kehancuran pribadi manusia akan terus berjalan. Dengan berlangsungnya proses tersebut, semua kekuatan yang lebih tinggi untuk mempertinggi derajat kehidupan manusia menjadi hilang, sehingga bukan hanya kehidupan kita yang mengalami kemerosota, tetapi juga kecerdasan dan moral.
3.  Penyalahgunaan Iptek.
   Sebagai akibat dari terlepasnya ilmu pengetahuan dan teknologi dari ikatan spiritual, maka iptek telah disalahgunakan dengan segala implikasi negatifnya. Kemampuan membuat senjata telah diarahkan untuk tujuan penjajahan suatu bangsa atau bangsa lain. Kemampuan di bidang rekayasa genetika diarahkan untuk tujuan jual-beli manusia. Kecanggihan di bidang teknologi komunikasi dan lainnya telah digunakan untuk menggalang kekuatan yang menghancurkan moral umat.
4.  Pendangkalan Iman.
   Sebagai akibat lain dari pola pikiran keilmuan, khususnya ilmu-ilmu yang hanya mengakui fakta-fakta yang bersifat empiris menyebabkan manusia dangkal imannya. Mereka tidak tersentuh oleh informasi yang diberikan oleh wahyu, bahkan informasi yang dibawa oleh wahyu itu menjadi bahan tertawaan dan dianggap sebagai tidak ilmiah dan kampungan.
5.  Pola Hubungan Materialistik.
   Pola hubungan satu dan lainnya ditentukan oleh seberapa jauh antara satu dan lainnya dapat memberikan keuntungan yang bersifat material. Demikian pula penghormatan yang diberikan seseorang atas orang lain banyak diiukur oleh sejauh mana orang tersebut dapat memberikan manfaat secara material. Akibatnya, menempatkan pertimbangan material di atas pertimbangan akal sehat, hati nurani, kemanusiaan dan imannya.
6.  Menghalalkan Segala Cara.
   Sebagai akibat lebih jauh dari dangkalnya iman dan pola hidup materialistik, maka manusia dengan mudah dapat menggunakan prinsip menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Jika hal ini terjadi maka terjadilah kerusakan akhlak dalam segala bidang, baik ekonomi, politik, sosial, dan lain sebagainya.
7.  Stres dan Frustasi.
    Kehidupan modern yang demikian kompetitif menyebabkan manusia harus menyerahkan seluruh pikiran, tenaga dan kemampuannya. Mereka terus bekerja dan bekerja tanpa mengenal batas dan kepuasan. Apalagi jika usaha dan proyeknya gagal, maka dengan mudah kehilangan pegangan, karena memang tidak lagi memiliki pegangan yang kokoh yang berasal dari Tuhan. Akibatnya jika terkena problem yang tidak dapat dipecahkan, maka akan stres dan frustasi yang jika hal ini terus-menerus berlanjut akan menjadi gila.
8.  Kehilangan Harga Diri dan Masa Depan.
    Terdapat sejumlah orang yang terjerumus atau salah memilih jalan kehidupan. Masa mudanya dihabiskan untuk menuruti hawa nafsunya. Namun pada suatu saat sudah tua renta, fisiknya sudah tidak berdaya. Tenaganya sudah tidak mendukung, dan berbagai kegiatan sudah tidak dapat dilakukan. Fasilitas dan kemewahan hidup sudah tidak berguna lagi, karena fisik dan mentalnya sudak tidak memerlukan lagi. Manusia yang seperti ini merasa kehilangan harga diri dan masa depannya.

Peran Akhlak Tasawuf Dalam Masyarakat Modern
   Akibat dari terlalu mengagungkan rasio, manusia modern mudah dihinggapi penyakit kehampaan spiritual. Kemajuan yang pesat dalam lapangan ilmu pengetahuan dan filsafat rasionalisme abad 18 dirasakan tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok manusia dalam aspek nilai-nilai transenden, satu kebutuhan vital yang hanya bisa digali dari sumber wahyu ilahi.
Akibatnya, manusia modern yang telah menciptakan ilusi memandang dunia ini sebagai realitas kehidupan yang sebenarnya. Karena itu, manusia modern memahami hidup di dunia ini merupakan suatu kehidupan yang final, setelah itu tidak ada lagi. Sementara manusia tradisional berpandangan sebaliknya, justru kehidupan dunia ini bersifat sementara dan itu ada kehidupan lain yang merupakan kehidupan sesungguhnya.
  Kesulitan mencapai titik pusat ini, karena manusia modern hidup terlalu mengandalkan kekuatan nalar dan bergelimang dengan melimpahnya materi, sehingga ‘mata hatinya’-nya telah tertutup. Dalam konteks ini secara psikologis, tasawuf amat berjasa bagi penyembuhan gangguan jiwa sebagaimana yang banyak diderita oleh masyarakat pasca-industri.Dalam bidang tasawuf tersebut kehadiran dimensi spiritual tampak dan hal itu kemudian dapat memadamkan kehausan manusia dalam mencari Tuhan. Ajaran tasawuf mempunyai tempat bagi masyarakat Barat modern karena mereka mulai merasakan kekeringan batin dan kini upaya pemenuhannya kian mendesak.
Tasawuf perlu disosialisasikan pada mereka, setidaknya ada tiga tujuan utama. Pertama, turut serta berbagi peran dalam penyelamatan kemanusiaan dari kondisi kebingungan sebagai akibat hilangnya nilai-nilai spiritual. Kedua, memperkenalkan literatur atau pemahaman tentang aspek Islam, baik terhadap masyarakat Islam yang mulai melupakan maupun non-Islam. Khususnya terhadap manusia Barat modern. Ketiga, untuk memberikan penegasan kembali bahwa sesungguhnya aspek Islam, yakni tasawuf, adalah jantung ajaran Islam, sehingga bila wilayah ini kering dan tidak lagi berdenyut, maka keringlah aspek-aspek lain ajaran Islam. Dalam hal ini “tariqah” atau “jalan rohani” yang biasa dikenal sebagai tasawuf atau sufisme adalah merupakan dimensi ke dalam dan “kerahasiaan” dalam Islam, sebagaimana syari’at berakar pada Qur’an dan Sunnah. Ia menjadi jiwa risalat Islam, seperti hati yang ada pada tubuh, tersembunyi jauh dari pandangan luar. 
Sesungguhnya keseluruhan kehidupan sufisme atau cara-cara spiritual adalah untuk membebaskan manusia dari penjara berbagai masalah. Seorang penganut tasawuf modern tidak harus lari dari kehidupan duniawi, tapi justru harus terlibat aktif dalam masyarakat.

REVOLUSI TEKNOLOGI


Revolusi Teknologi” dengan meningkatkan kontrol terhadap materi, ruang dan waktu, menimbulkan revolusi ekonomi, gaya hidup, pola pikir dan sistem rujukan. Dalam kaitannya terdapat tiga keadaan dalam menyikapi revolusi teknologi, yaitu kelompok orang yang optimis, pesimis, dan pertengahan antara keduanya.
Bagi kelompok yang optimis kehadiran revolusi teknologi justru menguntungkan, seperti yang diperlihatkan Ziauddin Sardar. Menurutnya, revolusi informasi, kini sedang dijajakkan sebagai suatu rahmat besar bagi umat manusia, serta akan menyebabkan timbulnya desentralisasi, dan karena itu akan melahirkan suatu masyarakat yang lebih demokratis yang telah meningkatkan keragaman budaya melalui penyediaan informasi yang menyeluruh sesuai dengan keragaman selera dan kemampuan ekonomi untuk menciptakan kemakmuran seluruh lapisan masyarakat.Sementara bagi kelompok yang pesimis memandang kemajuan teknologi akan memberikan dampak yang negatif. Sebagai contoh, lapangan kerja yang selama ini banyak menyerap tenaga kerja, telah mulai ditangani oleh teknologi yang hemat tenaga kerja, akibatnya terjadilah pengangguran.
Teknologi juga akan berbahaya jika berada ditanagan orang yang secara mental dan keyakinan agama belum siap. Mereka dapat menyalahgunakan teknologi untuk tujuan-tujuan yang destruktif dan mengkhawatirkan. Penggunaan teknologi kontrasepsi misalnya dapat menyebabkan orang dengan mudah dapat melakukan hubungan seksual tanpa harus takut hamil atau berdosa. Demikian juga kemajuan teknologi dibidang teknologi farmasi atau obat-obatan dapat menyebabkan diciptakannya berbagai bentuk obat yang membahayakan dengan versi yang berlainan dan dapat diperoleh dengan cara-cara yang mudah. Selanjutnya kemajuan dibidang teknologi rekayasa genetika, melalui apa yang disebut dengan bayi tabung, dapat mendorong manusia memproduksi manusia untuk dijualbelikan sebagaimana menjual buah-buahan, atau binatang.
Bagi kelompok yang mengambil sikap antara optimis dan pesimis terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) mengatakan, bahwa iptek itu positif atau membahayakan pada pengangguran, inflasi dan pertumbuhan, tergantung pada cara orang mengelolanya, tanpa harus ditangguhkan, dan demi kepentingan kerja sama dan perdamain. Dalam kaitan ini menarik sekali apa yang dikemukakan sosiolog Perancis Jacques Ellul yang mengatakan bahwa kemajuan dalam bidang teknologi akan memberi pengaruh sebagai berikut:
1. Semua kemajuan teknologi menuntut pengorbanan, yakni dari satu sisi teknologi memberi nilai tambah, tapi pada sisi lain dapat mengurangi.
2. Nilai-nilai manusia yang tradisional, misalnya harus dikorbankan demi efisiensi.
3. Semua kemajuan teknologi lebih banyak menimbulkan masalah ketimbang memecahkannya.
4. Efek negatif teknologi tidak bisa dipisahkan dari efek positifnya. Teknologi tidak pernah netral. Efek negatif dan positif terjadi serentak dan tidak terpisahkan.
5. Semua penemuan teknologi mempunyai efek yang tidak terduga.
Penggunaan iptek modern yang demikian itu masih lebih banyak dikendalikan oleh orang-orang yang secara moral kurang dapat dipertanggungjawabkan. Sikap hidup yang mengutamakan materi (materialistic), memperturutkan kesenangan dan kelezatan syahwat (hedonistic), ingin menguasai semua aspek kehidupan (totaliteristic), hanya percaya pada rumus-rumus pengeteahuan empiris saja, serta paham hidup positivistis yang bertumpu pada kemampuan akal pikiran manusia nampak lebih menguasai manusia yang memegang ilmu dan teknologi. Di tangan mereka yang berjiwa dan bermental demikian itu, ilmu pengetahuan dan teknologi modern memang sangat mengkhawatirkan. Mereka akan menjadi penyebab kerusakan di daratan dan di lautan sebagaimana yang diisyaratkan al-Qur’an (QS. Al-Rum, 30 : 41).

Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).(QS. Al-Rum, 30 .
Solusi : Jadi ilmu tasawuf dapat mengendalikan diri kita dari semua pengaruh kemajuan teknologi. Kita sebagai orang muslim menyikapi kemajuan iptek dengan perbuatan yang positif, sehingga dapat menggunakan kemajuan iptek tersebut dengan kegiatan yang bermanfaat.


 SEMOGA BERMANFAAT



  




REVOLUSI TEKNOLOGI 
 REVOLUSI TEKNOLOG
REVOLUSI TEKNOLOGI 
 REVOLUSI TEKNOLOGI
REVOLUSI TEKNOLOGI 
 REVOLUSI TEKNOLOG
REVOLUSI TEKNOLOGI 
 REVOLUSI TEKNOLOGI
REVOLUSI TEKNOLOGI 
 REVOLUSI TEKNOLOG
REVOLUSI TEKNOLOGI 
 REVOLUSI TEKNOLOGI
REVOLUSI TEKNOLOGI 
 REVOLUSI TEKNOLOG
REVOLUSI TEKNOLOGI 
 REVOLUSI TEKNOLOGI




Daftar kabinet Indonesia


Berikut adalah daftar kabinet pemerintahan Indonesia sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga saat ini.
Era perjuangan kemerdekaan
No
Nama Kabinet
Awal masa kerja
Akhir masa kerja
Pimpinan Kabinet
Jabatan
Jumlah personel
1
21 orang
2
17 orang
3
25 orang
4
32 orang
5
34 orang
6
37 orang
7
17 orang
*
Ketua
12 orang
8
19 orang
Era demokrasi parlementer
No
Nama Kabinet
Awal masa kerja
Akhir masa kerja
Pimpinan Kabinet
Jabatan
Jumlah personel
*
17 orang
9
10 orang
10
15 orang
11
18 orang
12
20 orang
13
18 orang
14
20 orang
15
23 orang
16
25 orang
17
24 orang
No
Nama Kabinet
Awal masa kerja
Akhir masa kerja
Pimpinan Kabinet
Jabatan
Jumlah personel
18
33 orang
19
40 orang
20
60 orang
21
66 orang
22
110 orang
23
132 orang
24
79 orang
25
31 orang
26
Pjs Presiden
24 orang
No
Nama Kabinet
Awal masa kerja
Akhir masa kerja
Pimpinan Kabinet
Jabatan
Jumlah personel
27
24 orang
28
24 orang
29
32 orang
30
42 orang
31
44 orang
32
43 orang
33
38 orang
Era reformasi
No
Nama Kabinet
Awal masa kerja
Akhir masa kerja
Pimpinan Kabinet
Jabatan
Jumlah personel
34
37 orang
35
36 orang
36
33 orang
37
37 orang
38
2014
38 orang

Sumber
· (Indonesia) Profil Kabinet Indonesia
· (Indonesia) Kepustakaan Presiden
· (Indonesia) Tempo Interaktif
· (Indonesia) TokohIndonesia.com
· (Inggris) Indahnesia.com
· Wikipedia.com